Sisi Lain Akal Sehat Pemilihan Rektor Kita

Alhamdulillah, siang tadi berlangsung sosialisasi bakal calon rektor di FMIPA. Acara berlangsung dengan sangat mulus. Professor Joko Nurkamto memberi pengantar dan beberapa penjelasan. Selepas itu para bakal calon diminta untuk duduk berjajar di atas mimbar. Prof. Jamal kemudian membaca profil ringkas – minus riwayat (jumlah dan bentuk) karya ilmiah terpenting – masing-masing bakal calon. Setelah itu kembali Prof Joko membaca apa yang disebut sebagai Pakta Integritas; pernyataan keikhlasan dari segenap bakal calon untuk membuat proses suksesi manajer di UNS tercinta berlangsung secara elegan dari awal hingga akhir.

Dalam pespektif silaturrahmi, saya bersyukur dapat hadir dalam acara tersebut. Berkesempatan menyapa dan bersalaman dengan beberapa bakal calon yang sebelumnya belum saya kenal adalah pengalaman yang saya pandang penting. Selalu terdapat hal yang dapat dipelajari [untuk diambil hikmahnya] dari setiap peristiwa. Sebagai contoh misalnya, saya sempat berseloroh dengan salah seorang rekan hal tidak satu pun bakal calon yang terafiliasi kepada organisasi internasional tertentu yang berkait langsung dengan bidang ilmunya. Seperti misalnya APS, IoP, IUPAP dalam bidang fisika atau ASME, IEEE di bidang engineering.

Tapi sudahlah, toh selalu ada sisi baik membangun asa secara positif dari apa yang kita miliki saat ini.

Berangkat dari perspektif silaturrahmi pula; saya memberi apresiasi kepada ikhtiar Prof Joko Nurkamto untuk ikhtiar berkeliling beliau dari satu fakultas ke fakultas yang lain untuk satu misi yang sama. Saya percaya bahwa nilai silaturrahmi itu akan semakin menguat jika ikhtiar yang baik di atas disertai pula dengan tindakan bersistem memanfaatkan teknologi ICT untuk kepentingan pemilihan rektor kita. Saya membayangkan dapat membaca profil lengkap masing-masing bakal calon di blog mereka masing-masing yang terkoneksi ke laman web resmi panitia pemilihan rektor di bawah domain uns.ac.id. Saya percaya bahwa civitas akademika akan mendapatkan impresi yang lebih lengkap dengan cara seperti itu. Bukankah dalam kesempatan dies natalis yang lalu kita sudah meng-klaim bahwa UNS merupakan universitas IT?

Begitu pula bentuk tindakan antisipasi rendahnya kesertaan civitas akademika di dalam penjaringan. Saya membayangkan, elok sekali jika kita sedari awal menyediakan sistem e-voting untuk kegiatan dimaksud. Kita dapat memanfaatkan ID mahasiswa dan dosen yang telah dibangun dalam SIAKAD untuk kepentingan itu. Adapun untuk karyawan, saya percaya bahwa pasukan Pak Tanto di Puskom dapat mengerjakan dengan sangat baik. Ini soal teknis yang sebenarnya telah sangat dikuasai oleh orang-orang kita sendiri. Jika hal itu tersedia, maka sejawat kita yang sedang studi lanjut di luar negeri atau bertugas dimanapun tidak perlu kehilangan kesempatan dalam ranah sempit yang bernama penjaringan. Sekali lagi, dari segi teknis, itu pekerjaan yang sebenarnya mudah dalam pengertian dapat kita kerjakan dengan baik dengan memanfaatkan fasilitas ICT yang telah kita miliki. Tapi, ya sudahlah tidak apa-apa, mari kita perbaiki saja di masa depan.

Semoga akal sehat dan hati yang bersih menjadi bagian anugerah yang kita terima setiap hari. Semoga Allah memberkati setiap pemimpin terpilih, dan kita semua diberi kekuatan untuk membuat perubahan.

Salam.